Aku menjauh dari trotoar, berjalan mundur beberapa langkah dengan wajah tengadah. Aku tertegun menyaksikan sebuah aksi seorang gadis cantik berada dipuncak menara besi milik sebuah perusahaan telekomunikasi. Tidak hanya aku, ternyata banyak orang lain yang kebetulan lewat dijalan dimana menara itu berada tepat dipinggir jalan raya A.Yani Jakarta Pusat.
Hari itu tepat pukul 13.00 WIB, Semua orang masih bertanya-tanya apa yang sedang terjadi apa yang hendak dilakukan gadis tersebut. Yang tampak adalah gadis tersebut berupaya menaiki menara tersebut berupaya menaiki menara tersebut lebih tinggi. Beberapa dari kami berupaya memanggil dan membujuk gadis tersebut untuk turun, namun tidaklah dihiraukan. Tidak kalah langkah, seseorang berhasil menghubungi pihak kepolisian.
Tidak selang beberapa jam, kepoilisian datang. Namun upaya belum berhasil membujuk gadis itu turun. Kehadiran polisi semakin membuat suasana panik, Gadis tersebut berteriak dalam lirih kesefihan. "aku ingin mati saja, hidupku tidak lagi berguna".
Waktu terus berjalan, 5 jam sudah gadis itu berada di atas. Aku tetap berada dilokasi karena ingin mengetahui apa yang dihadapinya. Penontonpun bertambah banyak, polisi belum juga berhasil membujuk gadis tersebut turun. Terlihat seorang wanita paruh baya berupaya mendekat dan berbicara dengan polisi, tampaknya berusaha ingin mendekati menara tersebut.
"sayang... ayo turun, maafkan Mama dan Kakakmu... kami semua sayang dirimu...". isak wanita tersebut dari bawah menara. Gadis itu belakangan dikenal bernama Theresa, sebulan yang lalu baru saja dikeluarkan dari tempatnya kuliah. Theresa adalah mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta.
Theresa terjerumus dalam pergaulan sesat, pulang larut malam, dan terakhir sebelum dikeluarkan oleh pihak universitas karena kedapatan mabuk dikantin kampusnya dimana sebotol alkohol ada dalam tas nya saat itu, pihak kampus menghubungi pihak keluarga. Andi sebagai seorang kakak dari dua bersaudara memenuhi panggilan mewakilkan Ibu mereka, karena mereka adalah anak Yatim sejak masih balita.
Pihak kampus mengatakan kejadian seperti itu bukanlah kali pertama, sebelumnya pihak Dosen pernah mendapati Theresa tertidur diruang kelas dan tercium aroma alkohol dari mulutnya. Ketika di investigasi benar adanya Theresa menegak segelas minuman beralkohol ketika waktu istirahat pelajaran sebelumnya.
Hasilnya surat pemecatanpun dikeluarkan, Theresa yang malang hanya mampu menangis tersedu. Sedangkan Sang kakak tidak henti-hentinya marah bersuara kasar selama perjalanan pulang hingga mereka tiba dirumah. Tak kalah kecewa, Ibu nya pun turut emosi dan mengusirnya. Hal itu karena tidak saja soal pemecatan, tapi diketahui Theresa sedang hamil diluar pernikahan.
Cerita tersebut menmgalir dari wanita yang kini terisak menyesali sikapnya kepada putrinya sendiri kepada polisi dan beberapa orang yang berada dilokasi termasuk aku yang berada disana.
Samar-samar suara azan menandakan waktu maghrib tiba terdengar dari Masjid yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Theresa belum juga terlihat bergerak turun, termangu duduk diketinggian sekitar 40 Meter. Keramaian perlahan terurai seiring waktu malam tiba, Andi sosok sang kakak akhirnya tiba dilokasi, sebelumnya dikhabarkan Andi berada di Bandung mendapatkan tugas dari kantornya.
Andi dengan wajah menyesal turut meneriakkan permintaan maaf dan ungkapan sayangnya ke adik semata wayangnya itu. Theresa menangis, perlahan mulai terlihat gadis itu bergerak menuruni tiang-tiang besi menara tersebut. "mamaaaaa..." teriakan dari atas, Theresa terpeleset diketinggian 10 meter dan terjatuh membentur tiang dibawahnya dan terpental kebawah dekat kerumunan masa.
Malang tak dapat ditolak, Theresa tidak sadarkan diri, tampak darah keluar dari hidung dan telinganya. Andi bersama dua orang polisi segera membawa Theresa kesebuah mobil ambulance yang ternyata sudah siap tidak jauh dari lokasi.
Theresa tampak terbujur kaku, Andi dan Ibu nya terlihat menangis, perlahan ambulance melaju menjauh meninggalkan kerumunan massa. Pihak kepolisianpun meninggalkan lokasi mengikuti laju ambulance tersebut.
"Ya Tuhan...., semoga tidak terjadi hal buruk kepada gadis itu", ujar beberapa orang yang saat itu menyaksikan kejadian tersebut. Aku pun berlalu dengan doa yang sama....
Hari itu tepat pukul 13.00 WIB, Semua orang masih bertanya-tanya apa yang sedang terjadi apa yang hendak dilakukan gadis tersebut. Yang tampak adalah gadis tersebut berupaya menaiki menara tersebut berupaya menaiki menara tersebut lebih tinggi. Beberapa dari kami berupaya memanggil dan membujuk gadis tersebut untuk turun, namun tidaklah dihiraukan. Tidak kalah langkah, seseorang berhasil menghubungi pihak kepolisian.
Tidak selang beberapa jam, kepoilisian datang. Namun upaya belum berhasil membujuk gadis itu turun. Kehadiran polisi semakin membuat suasana panik, Gadis tersebut berteriak dalam lirih kesefihan. "aku ingin mati saja, hidupku tidak lagi berguna".
Waktu terus berjalan, 5 jam sudah gadis itu berada di atas. Aku tetap berada dilokasi karena ingin mengetahui apa yang dihadapinya. Penontonpun bertambah banyak, polisi belum juga berhasil membujuk gadis tersebut turun. Terlihat seorang wanita paruh baya berupaya mendekat dan berbicara dengan polisi, tampaknya berusaha ingin mendekati menara tersebut.
"sayang... ayo turun, maafkan Mama dan Kakakmu... kami semua sayang dirimu...". isak wanita tersebut dari bawah menara. Gadis itu belakangan dikenal bernama Theresa, sebulan yang lalu baru saja dikeluarkan dari tempatnya kuliah. Theresa adalah mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta.
Theresa terjerumus dalam pergaulan sesat, pulang larut malam, dan terakhir sebelum dikeluarkan oleh pihak universitas karena kedapatan mabuk dikantin kampusnya dimana sebotol alkohol ada dalam tas nya saat itu, pihak kampus menghubungi pihak keluarga. Andi sebagai seorang kakak dari dua bersaudara memenuhi panggilan mewakilkan Ibu mereka, karena mereka adalah anak Yatim sejak masih balita.
Pihak kampus mengatakan kejadian seperti itu bukanlah kali pertama, sebelumnya pihak Dosen pernah mendapati Theresa tertidur diruang kelas dan tercium aroma alkohol dari mulutnya. Ketika di investigasi benar adanya Theresa menegak segelas minuman beralkohol ketika waktu istirahat pelajaran sebelumnya.
Hasilnya surat pemecatanpun dikeluarkan, Theresa yang malang hanya mampu menangis tersedu. Sedangkan Sang kakak tidak henti-hentinya marah bersuara kasar selama perjalanan pulang hingga mereka tiba dirumah. Tak kalah kecewa, Ibu nya pun turut emosi dan mengusirnya. Hal itu karena tidak saja soal pemecatan, tapi diketahui Theresa sedang hamil diluar pernikahan.
Cerita tersebut menmgalir dari wanita yang kini terisak menyesali sikapnya kepada putrinya sendiri kepada polisi dan beberapa orang yang berada dilokasi termasuk aku yang berada disana.
Samar-samar suara azan menandakan waktu maghrib tiba terdengar dari Masjid yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Theresa belum juga terlihat bergerak turun, termangu duduk diketinggian sekitar 40 Meter. Keramaian perlahan terurai seiring waktu malam tiba, Andi sosok sang kakak akhirnya tiba dilokasi, sebelumnya dikhabarkan Andi berada di Bandung mendapatkan tugas dari kantornya.
Andi dengan wajah menyesal turut meneriakkan permintaan maaf dan ungkapan sayangnya ke adik semata wayangnya itu. Theresa menangis, perlahan mulai terlihat gadis itu bergerak menuruni tiang-tiang besi menara tersebut. "mamaaaaa..." teriakan dari atas, Theresa terpeleset diketinggian 10 meter dan terjatuh membentur tiang dibawahnya dan terpental kebawah dekat kerumunan masa.
Malang tak dapat ditolak, Theresa tidak sadarkan diri, tampak darah keluar dari hidung dan telinganya. Andi bersama dua orang polisi segera membawa Theresa kesebuah mobil ambulance yang ternyata sudah siap tidak jauh dari lokasi.
Theresa tampak terbujur kaku, Andi dan Ibu nya terlihat menangis, perlahan ambulance melaju menjauh meninggalkan kerumunan massa. Pihak kepolisianpun meninggalkan lokasi mengikuti laju ambulance tersebut.
"Ya Tuhan...., semoga tidak terjadi hal buruk kepada gadis itu", ujar beberapa orang yang saat itu menyaksikan kejadian tersebut. Aku pun berlalu dengan doa yang sama....
No comments:
Post a Comment